Salam…
Tugas mengulas jurnal kadang-kala menjadikan kita naik pening apa yang nak di ulas. Di sini teman nak tunjukla sikit contoh macamana nak mengulas jurnal. Hasil ini bukanlah yang terbaik, tapi bolehla dijadikan contoh….daripada xder,kan..Tapi limitasi ulasan ini terhad kepada subjek Sains Sosial ajerlah..sebab sains dan lain-lain bukanlah bidang kepakaran teman,kan..So bagi sesiapa yang berminat nak tengok contoh bagaimana nak ulas jurnal, bolehlah teruskan pembacaan. Niat teman just nak tolong sebangsa seagama, supaya kita sama-sama dapat belajar dan teruskan menimba ilmu. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan, tentunya semua itu datangnya dari ilmu teman yang serba kekurangan.
Ok, first of all, teman akan tunjukkan satu jurnal tentang penduduk asli di Australia. Then diikuti satu contoh ulasan jurnal tersebut. Tajuk yang teman pilih adalah seperti di bawah:
Masyarakat dan Kesenian Aborigin Australia
Oleh: Penelope Lynne Coutas
Pendahuluan
Masa kini, orang di luar Australiaa tidak banyak mengetahui tentang masyarakat dan kesenian Aborigin. Bahkan di Australia sendiri, masyarakat dan kesenian Aborigin kurang dihormati dan dilaksanakan secara umum. Ini tidak adil! Karena masyarakat dan kesenian Aborigin begitu rumit, menarik dan merupakan salah satu kesenian kuno di Oceania. Dari semua kesenian Aborigin, lukisan, musik dan tarian merupakan unsur utama kebudayaan dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Aborigin. Dalam tulisan ini dijelaskan lebih lanjut mengenai musik dan tarian, karena lebih mudah untuk dimengerti oleh masyarakat Internasional. Sedangkan pembahasan mengenai lukisan terlalu rumit untuk dijelaskan pada tulisan ini. Walaupun demikian, saya harap tulisan ini mendorong orang untuk mengetahui lebih lanjut tentang masyarakat dan kesenian Aborigin, dan menjadi permulaan untuk mempelajari tentang topik yang menarik ini.
Latar Belakang
Kelompok Aborigin sudah menduduki Australia selama lebih dari empat puluh ribu tahun. Mereka berasal dari Asia Tenggara, memasuki benua Australia dari utara. Pada waktu itu, Australia bersatu dengan pulau Irian. Memang, ada banyak kesamaan antara kebudayaan kuno Asia Tenggara dan kebudayaan Aborigin.
Karena kelompok Aborigin terpencil dari kebudayaan yang berkembang di negeri lain, mereka harus mencari solusi untuk beradaptasi dengan lingkungan Australia yang unik dan keras[1]. Oleh karena itu, kebudayaan Aborigin sangat dipengaruhi dengan lingkungan alam Australia, yaitu, pemandangan alam, binatang, dan sebagainya. Karena luasnya Australia, menyebabkan kelompok-kelompok Aborigin tersebar, dan menciptakan banyak suku yang berbeda-beda. Lagi pula, pada waktu orang Eropa datang di Australia, tidak ada suku Aborigin yang homogen. Suku-suku Aborigin sudah berbeda dalam aspek organisasi sosial, kebudayaan, dan bahasanya. Misalnya, di Australia tengah, ada lebih dari seratus bahasa, dan beragam dialek. Tarian, musik, sistem keluarga, lukisan dan upacara-upacara semua berbeda dari satu suku dengan suku lain. Walaupun begitu, perbedaan ini tidak penting karena ada kesamaan pokok, dan suku-suku Aborigin sering berkerja sama untuk upacara-upacara, perdagangan dan pernikahan. Dongeng-dongeng, lagu-lagu, sejarah lisan dan unsur kebudayaan lain juga tersebarkan jauh. Masa kini, variasi wilayah tetap ada: tidak hanya ada satu suku Aborigin, maka setiap suku Aborigin sering menekankan perbedaan dan identitasnya.
Kesenian dan ‘Dreamtime’
Satu kepercayaan bagi semua orang Aborigin adalah ‘Dreamtine’ (masa mimpi) atau ‘Dreaming’. Dreamtime ini adalah terjemahan konsep Aborigin yang kira-kira betul, karena tidak ada kata tepat dalam bahasa Inggris, atau bahasa lain. Setiap suku Aborigin ada kata sendiri untuk konsep Dreamtime, misalnya Tjukurpa untuk orang Pitjantjatjara, Aldjerinya untuk orang Arrente, dan Nguthuna untuk orang Adnyamathanha[2].
Kata Dreaming tersebut diterima secara umum oleh orang Aborigin, karena sering ada wahyu atau petunjuk baik diberikan lewat mimpi. Dreaming bermaksud semua hal yang diketahui dan dimengerti[3]. Konsep ini adalah cara yang dipakai orang Aborigin untuk menjelaskan hidupnya, dan bagaimana dunia dilahirkan. Memang Dreaming adalah pusat untuk kehidupan, kebudayaan dan kesenian orang Aborigin karena konsep itu menentukan kepercayaan, dan hubungannya dengan semua ciri-ciri dunia.
Dreaming sering dijelaskan sebagai suatu masa, tetapi konsep waktu Eropa sebagai unit masa dulu kurang tepat untuk Dreaming. Dreaming bukan masa dahulu, tetapi sesuatu yang terus-menerus, dari mana orang berasal, di mana orang dibarukan, dan ke mana orang dikembalikan. Oleh karena itu, kesenian adalah suatu cara yang digunakan orang Aborigin untuk berkomunikasi dan memelihara kesatuan dengan Dreaming. Ketika orang mempertunjukkan sifat-sifat nenekmoyang Dreamingnya melalui tarian, musik dan lukisan serta ketika mereka memelihara tempat suci, jiwa nenekmoyangnya diperbarui dan dihormati.
Kesenian dalam Masyarakat Aborigin Australia
Konsep kesenian bagi masyarakat tradisional Aborigin jauh berbeda dari konsep kesenian masyarakat Eropa. Dalam masyarakat Aborigin, aktivitas seperti tarian, nyanyian, gambaran pasir, membuat perabot atau menenun keranjang tidak dianggap sebagai aktivitas berbeda seperti ‘Art and Design’ di Eropa. Semua aktivitas tersebut adalah bagian Dreaming dan kehidupan sehari-hari. Lagi pula, tidak ada konsepsi orang ahli kesenian dan seniman, karena semua orang adalah seniman.
Orang Aborigin secara tradisional mengunakan bahan alami yang tersedia untuk keseniannya. Di seluruh Australia, lukisan tanah dan gua serta lukisan badan dan dekorasi sangat penting dan memakai bermacam-macam cara dan gaya. Tarian dan musik juga penting sekali bagi masyarakat Aborigin sebagai ekspresi kesenian, dan juga dipengaruhi lingkungan alami.
Masa kini, komunitas-komunitas Aborigin di seluruh Australia masih membuat lukisan serta menari dan main musik secara tradisional. Walalupun demikian, makin lama makin banyak kesenian Aborigin dipengaruhi teknik modern. Misalnya, cat akrilik dan kertas (bukan kulit kayu) digunakan untuk lukisan, dan tarian bisa dimainkan tidak hanya untuk tuntunan atau tontonan khusus Aborigin, tetapi juga untuk ditonton para wisatawan.
Musik dan Tarian Aborigin Australia
Musik dan tarian Aborigin penting sekali untuk semua orang Aborigin dalam kehidupan sehari-harinya. Musik dan tarian ini berhubungan dengan nenekmoyang Aborigin, totem-totemnya, lingkungan, bintang, burung dan tumbuh-tumbuhan. Musik dan tarian ada maksud tetap dalam kehidupan seorang Aborigin: untuk membawakan hujan, gaya menyembuhkan sakit, memenangkan perang dan lain-lain.
Ada tiga jenis musik dan tarian Aborigin. Yang pertama termasuk upacara-upacara yang suci dan rahasia. Lagu-lagu dan tarian untuk upacara ini tidak untuk hiburan, tetapi, untuk tuntunan saja. Upacara-upacara tersebut biasanya memperingati nenekmoyang atau totem-totem dan khusus untuk laki-laki. Juga ada upacara khusus perempuan, tetapi tidak ada banyak informasi mengenai itu, karena upacara tersebut rahasia sekali.
Jenis musik dan tarian kedua adalah semi-suci, dan ada banyak contoh jenis ini. Biasanya lagu-lagu, musik dan tariannya dibuat untuk upacara menuju dewasa bagi laki-laki muda, pernikahan dan sebagainya. Musiknya dimainkan oleh laki-laki, sementara perempuan menari.
Jenis musik dan tarian ketiga adalah ‘non-suci’, yaitu hanya untuk hiburan. Lagu-lagu dan tarian ini bisa dimainkan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Musik dan tarian jenis ini disebarkan luaskan di antara suku-suku. Kadang-kadang ada suku yang mengunakan bahasa asing untuk memainkan lagu-lagu yang disebarkan padanya! Suatu macam upacara terkenal sejenis ini adalah ‘corroboree’ yang sebenarnya semalaman untuk tarian dan musik tradisional. Semua laki-laki (dewasa dan anak) menari selama berjam-jam sementara wanita dan gadis menyanyi.
Bagaimana Musik dan Tarian Aborigin ini?
Musik
Secara tradisional, untuk membuat musik baru, seorang Aborigin akan jalan-jalan (walkabout) dan mendengarkan bunyi-bunyi binatang – tidak hanya suaranya, tetapi juga bunyi gerakannya. Dia juga akan mendengarkan suara guntur, daun yang tertiup angin, dan aliran air. Inti suara ini terus dimainkan seteliti-telitinya dengan menggunakan didjeridoo dan alat musik lain.
Alat musik orang Aborigin berbeda antara satu suku dengan suku lainnya. Walaupun demikian, bumerang, pentung, batang kayu, genderang, giring-giring kayu dan didgeridoo adalah alat musik biasa untuk hampir semua suku. Lagi pula, bertepuk tangan, hentakan kaki menambah musiknya.
Untuk lagu-lagu Aborigin, sebuah lagu dinyanyikan sebagai seri yang terbuat dari beberapa syair pendek. Setiap syair ini menceritakan tentang kejadian atau tempat yang ada hubungan dengan nenekmoyangnya. Sedangkan ada juga lagu upacara ‘penuh’, yaitu lagunya khusus untuk menceritakan maksud tarian yang sedang dimainkan. Tetapi, karena Australia luas sekali, banyak lagu tentang satu kejadian bisa berubah dari satu suku sampai satu suku lain. Walaupun intinya sama, tarian atau musiknya beda. Makanya, walaupun seorang Aborigin yang mengunjungi suku lain mungkin tidak bisa mengerti bahasa lokalnya, dia bisa mengerti cerita lagu dan tarian suku itu.
Tarian
Seperti musik, juga ada banyak gaya tarian antara suku-suku yang berbeda. Umumnya, orang menari dengan banyak gerakan tangan, kaki dan badan yang tetap, khususnya hentakan kaki. Penari yang paling pintar menari dihormati dan terkenal jauh dari tempat asalnya.
Dalam upacara, ketika lagu rahasia dinyanyi, tarian menjadi kuat secara mistik. Penari dan alat-alat yang dipakai menjadi dipenuhi kekuatan gaib dan mistik. Walaupun unsurnya tidak berbahaya, jumlah tarian dan nyanyian menjadi kuat dan oleh sebab itu harus dihormati dan dilaksanakan dengan hati-hati. Upacara yang paling kuat memperbaiki lingkungan alam, dan kehidupan komunitas Aborigin. Makanya, tempat di mana upacara ini dimainkan dianggap suci sekali dan seharusnya tidak diubah atau diperkembangan.
Masyarakat dan Kesenian Aborigin Masa Kini
Seperti sudah dijelaskan, masa kini makin lama makin banyak kesenian Aborigin tradisional berubah dengan penggunakan teknik modern. Lagi pula, pada masa dahulu banyak tempat suci bagi orang Aborigin yang dikembangkan oleh orang ‘Barat’ yang tidak menghormati kepercayaan orang Aborigin. Di koran, sering ada cerita tentang hak tanah, dan konfrontasi antara orang Aborigin-Australia dan orang Barat-Australia. Kepercayaan Barat, minuman keras, perkembangan kota-kota dan kesempatan pekerjaan juga merusakan kehidupan orang Aborigin. Makanya, banyak unsur kebudayaan Aborigin sudah hilang atau tidak bisa dilaksanakan.
Walaupun demikian, masa kini kita bisa melihat bahwa orang Barat-Australia sudah mulai menghormati tradisi, kebudayaan dan kesenian Aborigin. Di hampir semua kampus universitas di Australia ada ‘Pusat Aborigin’ di mana mahasiswa bisa belajar tentang Dreaming dan kebudayaan orang asli Australia. Baik di kota maupun di luar kota, masyarakat mulai mengerti bahwa pada masa dahulu orang Aborigin tidak diperlakukan secara adil dan sekarang kami harus memperbaikinya. Dan semua orang Australia, Barat dan Aborigin harus bekerja sama untuk masa depan Australia. Kami bukan orang yang berbeda, tetapi orang Australia dengan kebudayaan dan kesenian campuran yang memang menarik dan unik. Semoga di masa depan kebudayaan, kesenian dan sejarah lisan Aborigin Australia tidak hilang lagi, dan dihormati oleh semua orang Australia.
Kesimpulan
Masyarakat dan kesenian Aborigin memang rumit tetapi menarik. Kita bisa melihat bagaimana Dreaming mempengaruhi kebudayaan melalui kesenian. Kehidupan sehari-hari suku Aborigin berhubungan dengan keseniannya dalam banyak bentuk dan untuk berbagai fungsi. Upacara-upacara baik mistik maupun non mistik sangat penting untuk memperbarui dan memelihara hubungan dengan nenek moyang dan Dreaming. Walaupun masa kini masyarakat dan kesenian Aborigin sudah berubah dari yang tradisional, tetapi tetap memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat luas Australia. Maka seharusnya kita menghormati dan memelihara kebudayaan Aborigin untuk anak cucu kita di masa depan.
Aboriginal Art Online.. [lewat www]
http://www.aboriginalart.com.au/
The Centre for Cross-Cultural Research. [lewat www]
http://www.anu.edu.au/culture/programs/xcultural-art-soc-pubs.htm
Ellis, Catherine J. (1964) ‘An Approach to the Study of Aboriginal Music’ di
Aboriginal Music Making. Adelaide: Libraries Board of S.A, pp. 2-7.
Introduction to Australian Aboriginal Art. [lewat www]
http://www.icte.uq.edu.au/tesol2/outthere/ausabart/intro.htm
The Swan River Aboriginal Group. [lewat www]
http://www.wrc.wa.gov.au/srt/publications/landscape/resource/nyungar.html
[1] ‘Aboriginal Culture’ di Aboriginal Art Online. [lewat www] http://www.aboriginalart.com.au
[2] Ibid
[3] ‘Aboriginal Dreamtime Culture’ di Aboriginal Art Online. [lewat www] http://www.aboriginalart.com.au
OK, yang tu adalah jurnal dier...sekarang teman akan bagi lak contoh ulasan jurnal tersebut...
Masyarakat dan Kesenian Aborigin Australia
Oleh : ILYANA KAMAL BASHAH
Pengenalan
Artikel yang ditulis oleh Penelope Lynne Coutas ini memaparkan kesenian Aborigin iaitu golongan masyarakat asli Australia. Ia menerangkan tentang cara bagaimana masyarakat Aborigin mempersembahkan kesenian mereka. Dalam aspek kesenian yang dibincangkan, penulis lebih memfokuskan kepada elemen muzik dan tarian. Artikel ini turut melihat kesenian yang berasal daripada ‘Dreamtime’ (masa mimpi) atau ‘Dreaming’ yang menjadi sumber kesenian Aborigin. Penulisan menganggap artikel ini sebagai satu dorongan kepada pembaca supaya lebih berminat untuk mengetahui tentang masyarakat dan kesenian Aborigin.
Artikel yang bertajuk “Masyarakat dan Kesenian Aborigin Australia” ini menceritakan kesenian masyarakat Aborigin, konsep kesenian di peringkat awal, alatan yang digunakan serta perkembangannya dari dahulu hingga sekarang. Selain itu, penulis cuba mengutarakan perbezaan kesenian tersebut antara dahulu dan sekarang. Bagaimana kedatangan bangsa Eropah ke Australia telah memberi kesan serba sedikit terhadap kesenian tersebut serta nilai hidup yang diamalkan. Walau bagaimanapun penulis cuba memaparkan bahawa dewasa ini, kesenian masyarakat Aborigin mula diterima melalui usaha-usaha masyarakat Australia memartabatkan kesenian tersebut dengan mewujudkan kursus tentang masyarakat Aborigin di hampir semua universiti seluruh negara.
Perbincangan
Artikel ini membincangkan tentang masyarakat dan kesenian Aborigin yang disifatkan oleh penulis sebagai satu kesenian kuno di Ocenia. Ia memperkenalkan latar belakang Aborigin Australia yang dikatakan berasal dari Asia Tenggara ketika mana Tanah Australia bersatu dengan pulau Irian Jaya. Menurut penulis, kebudayaan Aborigin banyak dipengaruhi oleh persekitaran tempat tinggal mereka iaitu benua Australia. Mereka amat dipengaruhi oleh unsur alam iaitu pemandangan alam, binatang dan sebagainya. Puak-puak Aborigin juga tersebar di tanah besar Australia dan membentuk suku kaum yang pelbagai. Mereka berbeza dalam aspek organisasi sosial, kebudayaan dan bahasa. Oleh sebab itu, tarian, muzik, sistem kekeluargaan, lukisan, upacara-upacara ritual dan hiburan juga turut berbeza antara satu suku dengan suku yang lain.
Walau bagaimanapun, menurut penulis terdapat satu persamaan utama dalam kalangan mereka iaitu ‘Dreamtime’ (masa mimpi) atau ‘Dreaming’. Dreamtime ini adalah terjemahan konsep Aborigin yang berkaitan dengan kisah penciptaan alam menurut versi Aborigin. Konsep ini adalah cara yang dipakai orang Aborigin untuk menjelaskan hidup dan bagaimana dunia dilahirkan. Menurut penulis, Dreaming adalah pusat kehidupan, kebudayaan dan kesenian orang Aborigin karena konsep itu menentukan kepercayaan dan hubungannya dengan semua ciri-ciri dunia. Penulis membandingkan konsep kesenian masyarakat tradisional Aborigin dengan konsep kesenian masyarakat Eropah. Dalam masyarakat Aborigin menurut penulis, aktiviti seperti tarian, nyanyian, gambaran pasir, membuat perabot atau menenun bakul semuanya dianggap sebagai satu aktiviti dan ini berlawanan dengan masyarakat Eropah yang membahagikan kesenian kepada dua, iaitu seni dan seniman ‘Art and Design’. Orang Aborigin amat mementingkan muzik dan tarian. Muzik dan tarian membawa maksud tetap dalam kehidupan seorang Aborigin iaitu untuk membawakan hujan, gaya menyembuhkan sakit, membawa kemenangan dalam peperangan dan lain-lain.
Seterusnya penulis menerangkan dengan lebih lanjut tentang jenis-jenis muzik dan tarian. Menurut penulis di dalam artikel ini, terdapat tiga jenis muzik dan tarian bagi Aborigin. Pertama ialah semua yang berkaitan dengan upacara yang suci dan rahsia. Lagu-lagu dan tarian untuk upacara ini bukan untuk hiburan tetapi untuk tontonan saja. Upacara tersebut biasanya memperingati nenek moyang dan adalah khusus untuk kaum lelaki. Terdapat juga upacara yang khusus untuk kaum perempuan tetapi tidak banyak maklumat mengenainya kerana upacara tersebut adalah rahsia. Jenis musik dan tarian kedua pula adalah semi-suci. Kebiasaannya lagu, muzik dan tarian dipersembahkan bagi upacara melangkah ke alam dewasa bagi pemuda, perkahwinan dan sebagainya. Muzik akan dimainkan oleh kaum lelaki manakala kaum perempuan pula menari. Penulis menyifatkan jenis muzik dan tarian ketiga pula adalah ‘non-suci’, iaitu hanya untuk hiburan sahaja. Lagu-lagu dan tarian ini boleh dimainkan oleh sesiapa sahaja dan dipersembahkan tidak kira tempat dan masa. Menurut penulis, jenis muzik dan tarian ini juga diamalkan oleh banyak kaum Aborigin di Australia.
Seterusnya penulis menceritakan bagaimana muzik dan tarian dicipta oleh orang Aborigin. Bagi mendapat ilham mencipta lagu, seorang Aborigin akan berjalan dan mencari ilham mencipta lagu melalui bunyi-bunyian alam yang terdapat disekelilingnya seperti bunyi guruh, daun yang ditiup angin atau aliran air. Bunyi asas tersebut dimainkan setelitinya dengan menggunakan didjeridoo serta alat muzik lain. Menurut penulis, alat muzik mereka berbeza antara satu suku kaum dengan yang lain. Di antara alat muzik yang biasa digunakan ialah bumerang, pentung, batang kayu, gendang, giring-giring kayu dan didgeridoo. Muzik mereka juga selalu disertai dengan bunyi tepukan tangan dan hentakan kaki.
Gaya tarian juga berbeza antara satu suku kaum Aborigin dengan yang lain. Cara mereka menari kebanyakannya adalah dengan menggerakkan tangan, kaki dan badan dengan kerap. Menurut penulis lagi, penari yang paling pandai menari dihormati dan akan menjadi terkenal sehingga jauh dari tempat asalnya. Dalam upacara tertentu, ketika lagu rahsia dinyanyi, tarian menjadi pantas secara mistik. Penari dan alatan muzik yang digunakan akan diserap kuasa ghaib dan mistik. Walaupun tidak merbahaya, jumlah tarian dan nyanyian tersebut harus dihormati dan dipersembahkan dengan berhati-hati.
Di akhir perbincangannya, penulis memaparkan tentang perubahan masyarakat dan kesenian Aborigin dewasa ini. Sesuai dengan peredaran masa, masyarakat dan kesenian ini banyak menggunakan teknik moden. Tambahan pula penjajah Barat turut menyumbang kepada perubahan gaya hidup dan budaya masyarakat tersebut. Oleh yang demikian, menurut penulis, banyak unsur kebudayaan Aborigin telah hilang atau tidak lagi dipersembahkan. Walau bagaimanapun, masyarakat barat-Australia telah mula menghormati tradisi, kebudayaan dan kesenian Aborigin. Hampir semua kampus universiti di Australia mempunyai ‘Pusat Aborigin’ di mana mahasiswa dapat mempelajari tentang Dreaming dan kebudayaan orang asli Australia. Masyarakat mula sedar bahawa Aborigin adalah salah satu warisan Negara Australia yang berharga. Dengan sebab itu, sambung penulis lagi, masyarakat Australia dewasa ini semakin sedar bahawa kebudayaan, kesenian dan sejarah lisan Aborigin Australia tidak wajar hilang dan mestilah dihormati oleh semua penduduk Australia.
Akhirnya penulis menyimpulkan perbahasannya dengan berpendapat bahawa masyarakat dan kesenian Aborigin adalah kompleks tetapi menarik. Daripada paparan di atas dapat dilihat bagaimana Dreaming mempengaruhi kebudayaan melalui kesenian. Upacara mistik atau pun bukan mistik sangat penting untuk memperbarui dan memelihara hubungan dengan nenek moyang dan Dreaming. Walau pun masyarakat dan kesenian Aborigin telah mencapai kemodenan, tetapi budaya ini tetap dihormati dan dikagumi oleh masyarakat Australia.
Kritik
Penulis berpendapat kajian dan topik yang dipaparkan di dalam artikel ini amat menarik dan boleh menggalakkan pembaca untuk mendalami kesenian masyarakat Aborigin dari aspek tarian dan muzik mereka. Penulisan ini juga dapat memberi satu kesedaran baru kepada pembaca tentang kewujudan kesenian satu masyarakat yang telah wujud lebih dari empat puluh ribu tahun yang lalu.
Di dalam artikel ini penulisnya iaitu saudari Penelope Lynne Coutas menggunakan istilah Aborigin bagi merujuk masyarakat pribumi Australia. Menurut Australian National Dictionary Centre yang mengendalikan penyelidikan tentang bahasa-bahasa di Australia, kebanyakan Pribumi Australia tidak menggemari istilah ‘Aborigin’ . Penulis bersetuju dengan pendapat ini kerana berdasarkan pembacaan penulis, penggunaan nama Aborigin adalah satu nama yang diberi oleh masyarakat penjajah kepada golongan masyarakat asli atau pribumi Australia. Masyarakat ini sebenarnya tidak menyenangi panggilan tersebut kerana ia merujuk kepada zaman penjajahanan. Menurut kamus Merriam-Webster (2000), perkataan Aborigin (Aborigine) mempunyai dua maksud iaitu pertama; pribumi, (yang terawal dan mula dikenali wujud di sesuatu tempat) penduduk yang menetap di sesuatu tempat dan ini berlawanan dengan masyarakat yang ditawan atau dijajah. Kedua; ahli mana-mana kaum asli yang tinggal di Australia. Dengan sebab itu, di Australia, terdapat penggunaan istilah alternatif bagi istilah Aborigin. Memetik Australian National Dictionary Centre (2007)..There has therefore been a widespread adoption in many parts of Australia of alternative words, usually the word for "person" from a local indigenous language. For example, the word "koori" has become used extensively across south eastern Australia. Some languages of south-east Australia (parts of New South Wales and Victoria) had a word - coorie, kory, kuri, kooli, koole - which meant 'person' or 'people'…
Di dalam artikel ini, penulis turut tertarik dengan paparan penulis tentang jenis muzik dan tarian. Terdapat jenis muzik dan tarian yang kedua iaitu muzik dan tarian yang semi-suci. Kebiasaannya lagu, muzik dan tarian ini menurut penulis artikel, dipersembahkan bagi upacara melangkah ke alam dewasa bagi pemuda, perkahwinan dan sebagainya. Menyentuh soal melangkah ke alam dewasa, terdapat satu sambutan majlis inisiasi bagi pemuda dan pemudi melangkah dari alam kanak-kanak ke alam remaja atau dewasa. Menurut Artlandish, Land Gallery & Aboriginal (2005), sebab utama diadakan ritual ini adalah bagi memperkenalkan para pemuda dan pemudi tentang undang-undang kaum mereka, kepercayaan orang tua yang akan disampaikan kepada golongan muda serta semua pengetahuan yang diperlukan untuk menempatkan diri sebagai pengganti golongan dewasa di dalam kaum mereka kelak. Satu perkara yang jarang dijumpai pada mana-mana kaum pribumi ialah menyamaratakan peranan golongan lelaki dan perempuan atau terdapat peranan khusus yang saling membantu antara keduanya. Memetik artikel dalam Australian Institute of Aboriginal and Torres Strait Islanders Study (2006), .. Again, the structure and nature of the ceremony for tribes may be different but the underlying reasons are similar. Men and women have very different roles to play in their tribal community, respect amongst their own gender and between men and women as individuals and family as a whole, is of upmost importance in the Aboriginal way of life. This respect and strength of both men and women in their differing yet combined roles is brought to fruition as the men adhere to the women’s rules during Women’s Law, and the reverse on the occasion of Men's Law.
Daripada petikan ini dapat disimpulkan bahawa dalam budaya masyarakat pribumi ini, mereka mengajarkan generasi muda menghormati sesama sendiri sama ada dari jantina yang sama mahupun dari jantina yang berlainan. Selain itu, mereka juga mengajarkan generasi muda walaupun mereka berlainan jantina, tetapi peranan setiap ahli komuniti itu adalah sama dalam menyumbang kepada pembinaan sesuatu masyarakat. Dengan ini, setiap anggota komuniti sama ada lelaki atau perempuan akan menghormati peranan masing-masing di dalam masyarakat. Ini berlainan dengan sesetengah kaum pribumi di dunia yang mana kebanyakan mereka lebih mengutamakan kaum lelaki berbanding perempuan. Terdapat juga yang langsung tidak mengiktiraf peranan kaum perempuan dalam sesuatu komuniti.
Penulis berpendapat penerangan penulis artikel berkenaan dengan ‘corroboree’ boleh ditambah sedikit. Corroboree menurut Fiona Magowan dan Karl Neuenfeldt (2005) adalah salah satu kebudayaan pribumi Australia. Ianya merupakan satu tarian yang menggabungkan elemen muzik, lagu dan pergerakan yang menyerupai atau peniruan gaya pergerakan binatang, cara berburu, peperangan atau perayaan yang telah dipersembahkan semenjak beratus-ratus tahun dahulu. Ianya bukan sekadar tarian, malah satu majlis yang bernilai dimiliki oleh pribumi Australia. Corroboree adalah satu perayaan yang mengumpulkan kaum-kaum pribumi. Istilah tersebut adalah berasal daripada pertuturan peneroka Eropah yang cuba meniru percakapan penduduk asli bagi kata ‘caribberie. Semasa Corroboree, penduduk asli ini akan berinteraksi dengan ‘masa mimpi’ atau ‘dreamtime’ melalui tarian, muzik dan pakaian tradisional mereka. Corroboree dan majlis-majlis perayaan mempunyai kaitan yang kuat walaupun terdapat perbezaan. Dalam tahun 1930-an, Adolphus Elkin,1938 dalam Fiona Magowan dan Karl Neuenfeldt (2005) menulis tentang tarian kaum Aborigin dan menyifatkannya sebagai tidak sama dengan tarian ritual. ‘..Aboriginal dancing "tradition of individual gifts, skill, and ownership" as distinct from the customary practices of appropriate elders guiding initiation and other ritual practices.’ Merujuk kepada tulisan artikel oleh Penelope Lynne Coutas ini, penulis mengkategorikan Corroboree ini termasuk dalam tarian dan muzik jenis ketiga. Tarian Corroboree adalah persembahan terbuka yang mana semua orang boleh mengambil bahagian. Namun begitu, tarian ini disusun sebegitu rupa sehingga memerlukan pengetahuan dan kemahiran yang tinggi untuk ditarikan.
Kesimpulan
Terdapat kira-kira 460 ribu Aborigin atau dua persen dari 21 juta penduduk Australia. Masyarakat Aborigin merupakan penduduk asli Australia yang telah mendiami benua Australia lebih dari 50 000 tahun yang lalu. Walau bagaimanapun dunia luar masih kurang pengetahuan tentang masyarakat ini. Dengan sebab itu, usaha untuk mengetengahkan warisan kesenian tertua di dunia ini patut disokong dan diberi galakan. Hakikatnya, budaya Aborigin ini, sebagaimana kajian antropologi, adalah satu budaya yang kompleks,menarik dan kaya dengan budayanya yang tersendiri. Untuk memahami budaya dan kesenian masyarakat ini, maka kita perlu memahami terlebih dahulu budaya mereka, di masa lampau dan pada masa sekarang. Adalah menjadi harapan, semoga dengan terdedahnya budaya kesenian masyarakat ini, kita lebih memahami budaya dan kesenian tersebut dan dapat mengambil manafaat daripada pengetahuan tersebut.
Bibliografi
Artlandish, Land Gallery & Aboriginal .2005. Retrieved 09.04.2010 from http://www.aboriginalartshop.com/
Art, Land and the Dreaming . 2005. Retrieved 09.04.2010 from http://www.aboriginalartonline.com/culture/culture.php
Australian Institute of Aboriginal and Torres Strait Islanders Study .2006. Aboriginal Ceremonies Songs & Dances. Retrieved 12.04.2010 from http://www.aiatsis.gov.au/ava/avheritage.html
Fiona Magowan and Karl Neuenfeldt. 2005. Landscapes of indigenous performance : music, song and dance of the Torres Strait and Arnhem Land. Canberra : Aboriginal Studies Press
Investasi di Seni Aborigin Australia . 2007. Retrieved 09.04.2010 from http://id.exiscentials.com/investing_in_australian_aboriginal_art271230a.html
Merriam-webster Dictionary .2000. Retrieved 10.04.2010 from http://www.merriam- webster.com/downloads/index.htm
Ok,macamana?dapat x ?
Jika ade masalah,boleh berhubung melalui email,k
No comments:
Post a Comment